Nama :
Sri Wulan Hidayati
NIM :
145080300111001
Kelas :
T01
Mata Kuliah :
Teknik Refrigrasi
PENDINGINAN
IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk.)
DENGAN ES AIR LAUT SERPIHAN (SEA WATER
FLAKE ICE) DAN ANALISIS MUTUNYA
Ratna Ibrahim dan Eko
Nurcahya Dewi
Es
batu dari air tawar merupakan bahan pendingin yang sering digunakan oleh
beberapa negara karena es mendinginkan dengan cepat, harganya yang lebih murah
dan tidak mempengaruhi keadaan ikan. Es
air tawar (Fresh Water Ice) mempunyai titik cair 0⁰C, sedangkan es air
laut (Sea Water Ice) mempunyai kadar
garam 2,5% hingga 3% dan titik cair (-2⁰C). Es air laut juga mempunyai sifat anomali,
yaitu tidak memiliki titik cair yang tepat air karena kandungan garam dalam air
laut.
Jumlah
es air laut yang dibutuhkan pada saat proses pendinginan ikan lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah es air tawar. Pendinginan antara ikan dengan es
harus benar-benar diperhatikan dan optimal.
Pendinginan yang tidak optimal yaitu jumlah ikan yang terlalu banyak dan
jumlah es terlalu sedikit dapat menyebabkan ikan cepat membusuk karena suhu di
dalam wadah kurang optimal.
Bahan
baku yang digunakan dalm penelitian ini yaitu ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk.) segar dibeli dalam
keadaan hidup. Bahan pendingin yang dipergunakan adalah es air laut berbentuk
serpihan (Sea Water Flake Ice).
Metode yang digunakan percobaan laboratories dan dirancang acak lengkap.
Penanganan
ikan dilakukan sejak dari tambak dengan menggunakan es air laut sebanyak total
berat ikan (1:1) untuk mempertahankan ikan agar tetap seperti awal. Perlakuan
pendinginan ikan Bandeng dilakukan di laboratorium dengan tahapan: ikan dicuci
menggunakan air laut yang didinginkan dengan suhu 12⁰C,
setelah itu ikan didinginkan menggunakan es laut berbentuk serpihan dengan
perbandingan es air laut yang berbeda yaitu 1:1, 1:2, dan 1:3 dalam kotak
styrofoam. Penambahan es air laut dilakuakan dalam waktu yang berbeda sesuai
perubahan suhu pusat thermal ikan masing-masing perlakuan. Penyusunan ikan
dilakukan dengan metode bulking yaitu ikan dan es disusun berlapis-lapis
secara berlawanan arah dengan posisi seperti berenang. Penambahan es air laut
pada setiap perlakuan dilakukan dengan cara mengganti es yang telah mencair
dalam wadah dengan es air laut dengan konversi cairan es dalam kg adalah 1000
ml air es = 0,96 kg es air laut.
Berdasarkan
penelitian hasil uji kesegaran ikan Bandeng sebelum pendinginan yaitu ikan
Bandeng yang digunakan masih segar karena ikan ditangkap dari tambak dalam
keadaan hidup. Nilai organoleptik ikan Bandeng setelah disimpan 3 hari dapat
diketahui bahwa ikan Bandeng dari ketiga perlakuan mutunya masih baik karena
sesuai dengan syarat SNI nilai mutu organoleptik minimum 7,0. Hasil TVBN ikan
Bandeng setelah penyimpanan selama 3 hari mutunya masih segar karena hasil yang
didapatkan nilai TVBN kurang dari 20 mgN% sehingga ikan masih layak untuk
dikonsumsi. Hasil Analisa Kadar TMA ikan Bandeng setelah penyimpanan selama 3
hari mutunya masih baik karena batas maksimum kandungan TMA ikan masih segar
adalah 10-15 mgN% sedangkan pada penelitian hasilnya kurang dari 10 mgN%.
Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbandingan ikan Bandeng dan es air
laut yang berbeda yaitu 1:1, 1:2, dan 1:3 pada prose pendinginan dalam kotak
styrofoam selama 3 hari tidak memberikan pengaruh nyata terhadap nilai
organoleptik,TVBN, dan TMA pada ketiga macam produk. Kisaran rata-rata nilai
organoleptik produk adalah 7,2-7,3; TVBN 16,007-17,28 mgN% dan TMA 5,48-6,52
mgN%.
Daftar
Pustaka:
Ibrahim, R dan E.N Dewi. 2008.
Pendinginan Ikan Bandeng (Chanos Chanos
Forsk.) Dengan Es Air Laut Serpihan (Sea
Water Flake Ice) Dan Analisis Mutunya. Jurnal Saintek Perikanan.
Vol.3 No.2 2008 :27-32
No comments:
Post a Comment