Translate

Friday, 12 January 2018

Chungmoro, Seoul


Sebenarnya ini adalah cerita saat tahun 2015 lalu, saat saya diberikan kesempatan untuk terbang ke negeri ginseng. Saat itu setelah dari Incheon International Airport, saya langsung menuju tempat penginapan saya di Chungmoro naik kereta bawah tanah atau sering disebut Seoul Subway. Saya bersama dengan teman-teman saya dari Universitas Brawijaya namun hanya saya sendiri yang tinggal di Chungmoro sedangkan ketiga teman saya tinggal di Yaksu.
Satu hal yang masih belum Saya sadari yaitu masyarakat Korea yang berjalan di seberang kanan jalan sedangkan masyarakat Indonesia berjalan di sebelah kiri. Dalam satu station ada banyak tempat keluar yang menuju ke berbagai tempat. Saat itu Saya tak berpikir akan keluar di daerah mana. Alhamdulilah pas mengikuti kata hati yaitu nomor 3 tepat di depan pintu keluar ada tulisan nama kota Chungmoro dan ada bendera Korea Selatan. Jam menunjukkan pukul 19:46 tapi langit masih cerah.
Saya berjalan sesuka hati mencari seseorang untuk bertanya alamat tempat tinggalku. Akhirnya Saya memberanikan diri, bertanya kepada Adjusi dengan menggunakan bahasa inggris. Namun ternyata Beliau tak mengerti. Lalu  Saya menunjukkan Alamat rumah yang telah Saya tulis di buku. Beliau lalu mengeluarkan handphonenya dan mengetikkan nomor telepon yang ada di tulisanku. Rupanya Beliau mengerti maksudku. Beliau lalu mengisyaratkan untuk mengikutinya, dia tak melepas telephon genggamnya masih berbicara dengan seseorang. Lalu sekitar 5 menit kemudian, kita sampai disebuah goest house. Benar Neighbours nama tempat tinggalku. Dia tersenyum masih melanjutkan kakinya menaiki tangga satu persatu, membuka pintu dan berbicara dengan seseorang kemudian oppa atau seorang laki-laki keluar kemudian mempersilahkan Saya masuk. Tak lupa Saya mengucapkan terimakasih kepada Adjusi, Saya tak pernah kenal dengannya dan sebaliknya namun Beliau sangat ramah dan baik. Semoga Beliau senantiasa diberikan kelancaran dalam menjalankan aktivitasnya.
Oppa mengecek daftar booking tempat, ada namaku disana kemudian dia tersenyum. Sayamembalas dengan bahasa inggris, dia mendengarkan dengan seksama. Saya membayar goest house sesuai harga yang ada di Booking.com yaitu 28.000 won untuk 2 hari penginapan. Oppa kemudian menunjukkan kamarku. Lalu dia kembali menjalankan aktivitasnya. Sepi, ada 6 dipan bertingkat, ada pula koper yang lebih besar dari punyaku di rumah dan selimut yang masih berantakan. Tapi tidak ada siapapun. Tak lama kemuadian sang empunya datang. Dia tersenyum dan mulai merapikan barangnya. Setelah itu kita berkenalan. Ternyata dia dari Cina. 

No comments: