Sebenarnya ini adalah cerita saat tahun 2015 lalu, saat saya diberikan kesempatan untuk terbang ke negeri ginseng. Saat itu setelah dari Incheon International Airport, saya langsung menuju tempat penginapan saya di Chungmoro naik kereta bawah tanah atau sering disebut Seoul Subway. Saya bersama dengan teman-teman saya dari Universitas Brawijaya namun hanya saya sendiri yang tinggal di Chungmoro sedangkan ketiga teman saya tinggal di Yaksu.
Satu hal yang
masih belum Saya sadari
yaitu masyarakat Korea yang berjalan di seberang kanan jalan sedangkan masyarakat Indonesia
berjalan di sebelah kiri. Dalam satu station
ada banyak tempat
keluar yang menuju ke berbagai tempat. Saat itu Saya tak berpikir akan keluar di daerah
mana. Alhamdulilah pas mengikuti kata hati yaitu nomor 3 tepat di depan pintu
keluar ada tulisan nama kota Chungmoro dan ada bendera Korea Selatan. Jam menunjukkan pukul
19:46 tapi langit masih cerah.
Saya berjalan sesuka hati mencari seseorang untuk bertanya alamat tempat
tinggalku. Akhirnya Saya
memberanikan diri, bertanya kepada Adjusi dengan menggunakan bahasa inggris.
Namun ternyata Beliau tak mengerti. Lalu Saya menunjukkan Alamat rumah yang
telah Saya tulis
di buku. Beliau lalu mengeluarkan handphonenya dan mengetikkan nomor telepon
yang ada di tulisanku. Rupanya Beliau mengerti maksudku. Beliau lalu
mengisyaratkan untuk mengikutinya, dia tak melepas telephon genggamnya masih
berbicara dengan seseorang. Lalu sekitar 5 menit kemudian, kita sampai disebuah
goest house. Benar Neighbours nama tempat tinggalku. Dia tersenyum masih melanjutkan
kakinya menaiki tangga satu persatu, membuka pintu dan berbicara dengan seseorang kemudian oppa atau seorang laki-laki keluar
kemudian mempersilahkan Saya masuk.
Tak lupa Saya
mengucapkan terimakasih kepada Adjusi, Saya
tak pernah kenal dengannya dan sebaliknya namun Beliau sangat ramah dan baik. Semoga Beliau senantiasa diberikan kelancaran
dalam menjalankan aktivitasnya.
Oppa mengecek
daftar booking tempat, ada namaku disana kemudian dia tersenyum. Sayamembalas dengan bahasa
inggris, dia mendengarkan dengan seksama. Saya membayar
goest house sesuai harga yang ada di Booking.com
yaitu 28.000 won untuk 2 hari penginapan. Oppa kemudian menunjukkan kamarku.
Lalu dia kembali menjalankan aktivitasnya. Sepi, ada 6 dipan bertingkat, ada pula koper yang lebih besar dari
punyaku di rumah dan selimut yang masih berantakan. Tapi tidak ada siapapun.
Tak lama kemuadian sang empunya datang. Dia tersenyum dan mulai merapikan
barangnya. Setelah itu kita berkenalan. Ternyata dia dari Cina.
No comments:
Post a Comment