Masjid terbesar korea berada di kota Itawon. Dari Chungmu Art Hall ke Itawon saya naik naksi warna orange. Selama perjalanan ke sana, Bapak taksi bertanya menggunakan bahasa korea
campur bahasa inggris yang
masih terbata-bata. Di lengkapi dengan GPS di dalam taksi, pak Supir tak perlu khawatir untuk mengambil jalur disebelah mana saja. Karena disitu
terlihat jelas bagaimana arus kendaraan di luar. Cukup dengan waktu 30 menit, kami tiba di Kota
Itaewon. Pucuk dicinta ulam
pun tiba, ada dua orang
petugas yang sedang menunjukkan jalan. Di tasnya tertulis bahasa inggris, memang disengaja sebagai
petugas penunjuk jalan bagi turist yang tidak bisa menggunakan
bahasa Korea.
Kami bertanya
dengan petugas tadi, dia menunjukkan jalan. Di sepanjang perjalanan di depan toko terdapat label
Halal dari Korea Muslim Federation. Ada penjual yang dari Malaysia, Turki dan
negara-negera Islam lainnya. Pas masuk di dalam Masjid Itaewon ada ibu-Ibu dari
Indonesia. Beliau tinggal bersama suaminya yang ternyata Muadzin di masjid
tersebut. Sudah 8 tahun beliau menetap di Korea. Pulang ke Indonesia 2 tahun
sekali. Alhamdulilah, akhirnya ketemu orang Indoensia juga.
Beliau kemudian
menjelaskan beberapa makanan kuliner halal yang ada di Itaewon. Beliau
menawarkan kami untuk diajak di sebuah rumah makan halal, enak, dan lebih murah
bagi kantong mahasiswa seperti kami yaitu Eid Goesthouse. Saat masuk ke dalam
rumah makannya sangat kecil
dan minimalis. Aku memesan bulgogi yang halal dari sapi. Terlihat di meja dekat
dapur yang serah dengan tempat dudukku ada wayang serta uang 100.000 Rupiah,
iya itu uang Indonesia serta ada beberapa uang dari negara lain.
Yang pertama kali
disajikan adalah kimci, rasanya sangat asam. Menurutku tidak enak. Ada juga
teri goreng dan makanan pembuka lainnya. Setelah itu baru bulgogi. Rasanya
lumayan enak, tapi harganya yang dibandingkan dengan Indonesia mungkin bisa
dibelikan bakso 12 porsi.Iya harga bulgogi yang aku pesan adalah 120.000 won.
Inilah uniknya Korea meskipun di Negara ini mayoritas masyarakatnya Non
Muslim, kita tak perlu kawatir ketika kangen dengan Suara Adzan. Datang saja ke
kota ini, kita akan melihat Masjid termegah di Korea Selatan. Selain itu
masyarakat Korea juga ramah kepada semua orang. Pun muslimah yang sering saya
temui di jalan, mereka selalu mengucapkan salam. Sedikit berbeda dengan
masyarakat Indonesia dia seringkali kita acuh dan acuh dengan saudara kita
sesame muslim. Mungkin karena mereka juga merindukan saudara Muslim lainnya.
Saya sangat bersyukur pernah singgah di kota ini.
No comments:
Post a Comment