Translate

Thursday 25 January 2018

PENANGANAN DAN PEMERIKSAAN SAMPEL

4.2     Penanganan dan Pemeriksaan Sampel
     Sampel merupakan bagian dari suatu produk yang akan diuji. Setiap sampel yang diterima oleh petugas penerima sampel akan diperiksa sesuai dengan permohonan dari pengguna jasa. Prosedur penanganan sampel di Balai KIPM Kelas II Semarang meliputi prosedur ekspor, impor, domestik masuk dan domestik keluar. Penanganan sampel harus dilakukan dengan baik dan hati-hati dari mulai penerimaan sampel sampai dengan analisa. Penanganan sampel yang kurang baik dan tidak sesuai prosedur akan mempengaruhi kebenaran hasil uji.
Penanganan sampel yang dilakukan di Balai KIPM Kelas II Semarang mempunyai prosedur diantaranya transportasi, penerimaan, penanganan, penyimpanan, retensi dan atau pemusnahan sampel. Prosedur penanganan sampel adalah sebagai berikut:
·     Sampel yang diterima oleh petugas di bagian tata usaha, selanjutnya dibawa ke petugas penerima sampel dibagian pengujian.
·     Sampel yang diterima ditangani oleh petugas sesuai dengan jenis dan kondisi sampel.
·     Sampel yang diterima direkam dalam buku penerimaan dan diberi identitas atau kode sampel.
·     Apabila tidak memungkinkan untuk segera diuji, petugas menyimpan sampel sesuai dengan karasteristik sampel.  Sampel dalam bentuk beku disimpan dalam freezer, sampel segar dalam refrigerator atau pada kondisi yang sesuai. Sedangkan sampel dalam bentuk kering dijaga agar tidak terpengaruh oleh kelembaban dan suhu udara yang terlalu tinggi atau rendah dan sedapat mungkin terhindar dari cahaya matahari langsung sebelum diuji. Prosedur dan fasilitas penanganan ini dimaksud agar sampel yang telah dilakukan pengujian dapat digunakan kembali karena dipastikan sampel tersebut tidak mengalami kerusakan atau cacat.
Kesegaran ikan menurut Metusalach et al (2014), ikan yang baru saja mati berada dalam tingkat yang maksimum, artinya kesegaran ikan tidak bisa ditingkatkan hanya dapat dipertahankan melalui prinsip penanganan yang baik dan benar. Prosedur penanganan ikan segar meliputi seluruh kegiatan yang bertujuan untuk mempertahankan mutu ikan mulai dari saat ikan tertangkap sampai ikan tersebut dikonsumsi. Dalam praktiknya, hal ini berarti menghambat atau menghentikan pembusukan, mencegah kontaminasi dan menghindarkan kerusakan fisik terhadap ikan.
Berdasarkan SNI ikan beku 4110:2014 batas persyaratan mutu Escherechia coli adalah <3 APM/g sehingga penting diadakannya sosialisasi untuk pengusaha menengah agar mampu memenuhi persyaratan mutu dan keamanan ikan beku. Sosialisasi ini bertujuan untuk mencegah ikan yang akan dikonsumi agar tidak tekontaminasi bakteri patogen dengan menerapkan teknik penanganan dan sanitasi yang baik. Teknik penanganan ikan menurut Munandar et al (2009), yang paling umum dilakukan untuk menjaga kesegaran ikan adalah penggunaan suhu rendah.
Tahapan sebelum pelaksanaan pendistribusian sampel dilakukan hal-hal sebagai berikut:
·      Produk segar dan sampel air segar segera diuji
·      Produk beku dilelehkan dengan cara produk dimasukan ke dalam plastik (poly bag) kemudian di aliri dengan air mengalir hingga meleleh atau sesuai karakteristik produk tersebut.
·      Produk beku yang sudah dilelehkan untuk pengujian mikrobiologi, diambil sampel secara acak kemudian ditimbang dan dimasukan ke dalam cawan petri steril. Perlakuan dalam penimbangan sampel harus secara aseptis. Gambar penanganan sampel dapat dilihat pada Gambar 3.

               Gambar 3. Penanganan Sampel (Balai KIPM Kelas II Semarang, 2017)


     Selama kegiatan praktik dan pengamatan, penanganan sampel telah dilakukan sesuai standar yang disyaratkan. Hal ini dimaksudkan agar produk perikanan tersebut mempunyai jaminan mutu yang baik. Apabila jumlah sampel yang masuk dalam jumlah yang besar dan tidak dapat ditangani seluruhnya maka sampel segera disimpan dalam freezer dan refrigerator untuk menjaga dan melindungi dari penurunan mutu dan terhindar dari kontaminasi silang. Teknik penanganan ikan menurut Meiriza et al (2016), yang paling umum dilakukan untuk menjaga kesegaran ikan adalah penggunaan suhu dingin dan pembekuan. Pada kondisi suhu rendah pertumbuhan bakteri pembusuk dan proses-proses biokimia yang berlangsung dalam tubuh ikan yang mengarah pada kemunduran mutu menjadi lebih lambat.

No comments: