Translate

Friday, 26 January 2018

Cara Termudah Buat Akun Email Gmail Hanya 4 Langkah

Oke guys, dalam dunia digital email sangat penting untuk kehidupan maya kita. Kenapa? Karena rata-rata semua akun sosial media untuk login maupun sign up bahkan website tertentu meminta akun email kita untuk memverifikasi data.

Ini cara termudah buat akun gmail bagi kalian yang belum pernah buat atau sudah pernah buat tapi lupa bagaimana cara mendaftarnya.

Simak langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Buka https://accounts.google.com/SignUp
Sobat akan lihat tampilan yang muncul seperti ini


2. Isi sesuai data kalian, kalau sudah scrooll ke bawah terus klik tombol next

3. Klik tombol I agree, seperti pada tampilan di bawah ini

4. Done. Selamat!! akun email gmail kamu sudah jadi
Oke gitu aja caranya, simpel banget kan? Selamat mencoba :)

Thursday, 25 January 2018

6. PENGERTIAN, RUMUS, CONTOH DAN FUNGSI PAST CONTINOUS TENSE

Past continuous tense adalah bentuk tense yang digunakan untuk menyatakan bahwa suatu aksi sedang berlangsung selama waktu tertentu pada waktu lampau (past).
a. Rumus Verbal
(+) S + to be (was/ were)  + Verb1 + ing + O + Adverb
(- ) S + was/ were + not + Verb1 + ing + O
(?) Was/ were + S + Verb1 + ing + O ?
Ex:
    1.    We were watching TV at 7 o’clock yesterday night
    2.    She was writing a letter last night at 11.30
I, He, She, It
was
You, We, They
Were
Fungsi:
    1.    Menyatakan aktivitas yang sedang dilakukan pada waktu tertentu pada masa lampau  
    2.    Menyatakan peristiwa yang sedang dilakukan saat kejadian lain terjadi secara bersamaan
Time expression:
    1.    On march last year
    2.    At this time yesterday

    3.    Etc. 

5. PENGERTIAN, RUMUS, CONTOH DAN FUNGSI SIMPLE PAST TENSE

Simple Past tense adalah suatu bentuk tense yang menggambarkan suatu kejadian yang terjadi pada satu spesifik waktu di masa lampau. Kata kerja yang digunakan pada tense ini harus berupa kata kerja kedua (verb 2).
a. Rumus Verbal
(+) S + Verb 2  + O + Adverb
(- ) S + did + not  + Verb 2 + O
(?) Did + S + Verb 2 + O ?
Ex:
1.    I went to Jakarta yesterday
2.    Last time, She danced beautifully
b. Rumus Nominal
S + was/ were + *ANA
Ex:
    1.    When I was a child, my father bought me shoes
    2.    My parents were happy yesterday
Fungsi:
    1.    Menyatakan aktivitas yang terjadi pada masa lampau
    2.    Mengungkapkan kebiasaan di masa lampau
Time Expression:
  Ø  Yesterday
  Ø  Last
  Ø  Ago
  Ø  Etc.


4.PENGERTIAN, RUMUS, CONTOH DAN FUNGSI PRESENT PERFECT CONTINOUS TENSE

Present perfect continuous tense adalah suatu bentuk kata kerja yang digunakan untuk menyatakan aksi yang telah selesai pada suatu titik di masa lalu atau aksi telah dimulai di masa lalu dan terus berlanjut sampai sekarang.
a. Rumus Verbal
(+) S + have/ has + been + V1 + ing + O + Adverb
(- ) S + have/ has + not + been + V1 + ing + O
(?) Have/ has + S + been + V1 + ing + O ?
Ex:
   1.    My father has been working for two hours
   2.    They have been meeting for about an hour
I, You, We, They
Have
He, She, It
Has
Fungsi:
   1.    Menyatakan suatu keadaan atau aktivitas yang sudah terjadi beberapa waktu lalu dan hingga kini masih berlangsung
   2.    Menyatakan lamanya peristiwa, yang mana aktivitas itu masih berlangsung saat dibicarakan
Time expression:
  Ø  Since
  Ø  For
  Ø  During
  Ø  Etc


KARAKTERISTIK BAKTERI Salmonella sp

     Salmonela sp merupakan bakteri fakulatif yang mempunyai sifat gram negatif, berbentuk batang dan mempunyai flagel perithrik untuk bergerak. Salmonella sp mudah tumbuh pada media yang sederhana dan hampir tidak  pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa serta membentuk asam dan kadang menghasilkan gas dari glukosa dan manosa. Salmonella sp tumbuh pada suasana aerob dan fakulatif anaerob pada suhu 15 – 41 oC dengan suhu pertumbuhan optimum 37,5 oC (Yuswananda, 2015).
     Salmonella merupakan bakteri berbentuk batang dengan ukuran 1 µm – 3,5 µm x 0,5 µm – 0,8 µm, motil, kecuali S. gallinarum dan S. Pullorum nonmotil, tidak berspora dan bersifat gram negatif. Salmonella terdapat dimana-mana dan dikenal sebagai agen zoonotic. Bakteri ini tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15oC – 41oC (suhu pertumbuhan optimum 37,5oC) dan pH pertumbuhan 6 – 8, namun pada suhu 56oC dan keadaan kering akan mati. Dalam air bisa bertahan selama 4 minggu. Habitat utama Salmonella yaitu di saluran usus halus hewan termasuk manusia (SNI 7388:2009).

     Salmonella merupakan mikroflora normal pada beberapa hewan. Sumber mikroba ini antara lain di air, tanah, serangga, lingkungan pabrik, dapur, feses hewan, dan pangan hasil laut mentah. Lebih dari 50.000 kasus keracunan pangan di USA pertahunnya disebabkan oleh Salmonella. Keracunan ini disebabkan jika manusia menelan pangan yang mengandung Salmonella dalam jumlah signigikan. Penyebaran mikroba ini biasanya melalui daging yang tidak dimasak (SNI 7388:2009).
Daftar Pustaka:
BSN [Badan Standarisasi Nasional]. 2009. Standar Nasional Indonesia SNI 7388: 2009.Batas Maksimum cemaran mikroba dalam pangan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
Yuswananda, N P. 2015. Identifikasi Bakteri Salmonella sp. Pada Makanan Jajanan Di Masjid Fathullah Ciputat Tahun 2015 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

KARAKTERISTIK BAKTERI Escherechia coli

     Escherechia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang tidak berkapsul. Bakteri ini umumnya terdapat dalam alat pencernaan manusia dan hewan. Sel Escherechia coli mempunyai ukuran panjang 2 - 6 µm dan lebar 1,1 -1,5 µm, tersusun tunggal, berpasangan dan berflagel.Escherechia coli tumbuh pada suhu 10 - 45ºC, dengan suhu optimum 37ºC, pH optimum untuk pertumbuhannya adalah pada 7 – 7,5, pH minimum 4 dan pH maksimum 9. Bakteri ini lebih banyak memproduksi asam di dalam medium glukosa, yang dapat dilihat dari indikator merah metal, memproduksi indol tetapi tidak memproduksi asetoin dan tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon (Faridz et al., 2007).
     Penyebaran kotoran baik manusia dan hewan yang tidak terkontrol dalam lingkungan perairan dapat menyebabkan lingkungan perairan tercemar oleh bakteri ini. Bakteri Escherichia juga banyak mengkontaminasi ikan-ikan segar dan ini sangat membahayakan jika ikan segar yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Escherichia dikonsumsi oleh konsumen. Bakteri Escherichiayang mengkontaminasi ikan-ikan segar sumber utamanya adalah air, dan penanganan ikan yang kurang baik (Franceska, 2014).
     Bakteri E. coli menurut Melliawati (2009), juga dapat membahayakan kesehatan, karena diketahui bahwa bakteri E. coli merupakan bagian dari mikrobiota normal saluran pencernaan dan telah terbukti bahwa galur galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang sampai parah pada manusia dan hewan. E. coli juga dapat menyebabkan diare akut, yang dapat dikelompokkan menjadi 3 katagori yaitu enteropatogenik (penyebab gasteroenteritis akut pada bayi yang baru lahir sampai pada yang berumur 2 tahun), enteroinaktif dan enterotoksigenik (penyebab diare pada anak anak yang lebih besar dan pada orang dewasa).
Daftar Pustaka:

Faridz, Raden., Hafiluddin dan Mega Anshari. 2007. Analisis Jumlah Bakteri dan Keberadaan Escherichia coli pada Pengolahan Ikan Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unit Sumenep. Embryo. 4(2).
Francesca, Laydy H., Laluraa. Helen J. Lohoo dan Hanny W. Mewengkang. 2014. Identifikasi Bakteri Escherichia Pada Ikan Selar (Selaroides Sp.) Bakar Di Beberapa Resto Di Kota Manado. Jurnal Media Teknologi hasil Perikanan. 2(1).
Melliawati, Ruth. 2009. Escherechia coli dalam Kehidupan Manusia. BioTrends. 4(1).

DAFTAR PUSTAKA


Aditama., A. Hasyim dan M. M. Adha. 2013. Pengaruh sikap dan motivasi masyarakat terhadap partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan siskamling.  Jurnal Komunikasi. 2(2).
Amalia ,Evida., Hayati Soeprapto dan M. Bahrus Syakirin. 2015. Analisis Bakteri Escherichia Coli Pada Budidaya Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Di Tambak-Tambak Kota Pekalongan. PENA Akuatika. 12(1).
Budi, Sri Wilarso., Erdy Santoso dan Akhmad Wahyudi. 2010. Identifikasi Jenis-jenis Fungi yang Potensial terhadap Pembentukan Gaharu dari Batang Aquilaria spp. Jurnal SILVIKULTUR Tropika. 1(1).
Faridz, Raden., Hafiluddin dan Mega Anshari. 2007. Analisis Jumlah Bakteri dan Keberadaan Escherichia coli pada Pengolahan Ikan Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unit Sumenep. Embryo. 4(2).
Francesca, Laydy H., Laluraa. Helen J. Lohoo dan Hanny W. Mewengkang. 2014. Identifikasi Bakteri Escherichia Pada Ikan Selar (Selaroides Sp.) Bakar Di Beberapa Resto Di Kota Manado. Jurnal Media Teknologi hasil Perikanan. 2(1).
Hendri, J. 2009. Riset Pemasaran. Universitas Gunadarma. Jakarta. 90 hlm.
Irnawati., Sugiono dan Kaswari. 2013. Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi pada materi kebebasan berorganisasi dalam pembelajaran Pkn. Jurnal Penelitian Universitas Tanjung Pura Pontianak. 1-10.
Meiriza, Yulisa., Eko Nurcahya Dewi dan Laras Rianingsih. Perbedaan Karakteristik Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsk) Cabut Duri Dalam Kemasan Berbeda Selama Penyimpanan Beku. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil perikanan. 5(1).


Melliawati, Ruth. 2009. Escherechia coli dalam Kehidupan Manusia. BioTrends. 4(1).
Metusalach., Kasmiati., Fahrul dan Ilham Jaya. 2014. Pengaruh Cara Penagkapan, Fasilitas Penangan dan Cara Penanganan Ikan Terhadap Kualitas Ikan Yang Dihasilkan. Jurnal IPKTEKS. 1(1).
Munandar , Aris., Nurjanah dan Mala Nurilmala. 2009. Kemunduran Mutu Ikan Nila (Oreochorimis niloticus) Pada Penyimpanan Suhu Rendah dan Perlakuan Cara Kematian dan Penyiangan. Jurnal Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.11(2).
Nussy, A. F.P. 2014. Analisis penerapan PSAK no.18 mengenai akuntansi dana pensiun pada PT. Taspen cabang Manado. Jurnal EMBA. 2(4).
Sari, Rafika dan Pratiwi Apridamayanti. 2014. Cemaran Bakteri Eschericia Coli Dalam Beberapa Makanan Laut Yang Beredar Di Pasar Tradisional Kota Pontianak. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi. 2(2).
Siburian, T.A. 2013. Metodologi Penelitian Manajemen Pendidikan. Universitas Negeri Medan.
Standar Nasional Indonesia (SNI). 2006. Cara Uji Mikrobiologi-Bagian 1 : Penentuan Coliform dan Escherechia coli Pada Produk Perikanan. Badan Standarisasi Nasional Indonesia. SNI 01-2332.1-2006. 21 hlm.
Standar Nasional Indonesia (SNI). 2014. Ikan Beku. Badan Standarisasi Nasional Indonesia. SNI 4110 : 2014. 19  hlm.
Standar Nasional Indonesia (SNI). 2015. Cara Uji Mikrobiologi-Bagian 1 : Penentuan Coliform dan Escherechia coli Pada Produk Perikanan. Badan Standarisasi Nasional Indonesia. SNI 2332.1-2015. 21 hlm
Suryana. 2010. Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Buku Ajar Perkuliahan Universitas Pendidikan Indonesia. 56 hlm.
Trilaksani W., Bintang M, Monintja DR dan  Hubeis M. 2010. Analisis Regulasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan Tuna Di Indonesia Dan Negara Tujuan Ekspor. Jurnal Pengolahan hasil Perikanan Indonesia. 8(1).
Wibowo, Ari Purno Wahyu dan Rian Adriyani. 2016. Peritungan Jumlah Bakteri Escherechia coli  Dengan Pengolahan Citra Melalui  Metode Thresholding dan Counting Morphology. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan. 2(3).


5. KESIMPULAN DAN SARAN

5. PENUTUP

5.1     Kesimpulan
     Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil Praktik Kerja Magang di Balai KIPM Kelas II Semarang ini adalah sebagai berikut:
·       Proses pengujian mikrobiologi bakteri Escherechia coli pada produk perikanan sesuai dengan SNI 01-2332.1-2006 dan SNI 2332.1-2015 meliputi beberapa tahapan yaitu persiapan contoh (pengkayaan), uji pendugaan coliform, uji pendugaan Escherechia  coli, uji penegasan Escherechia coli,  uji morfologi, dan uji biokimia.
·      Nilai APM Escherechia coli pada produk squid frozen, mackarel frozen, sarden frozen dan surimi frozen sudah sesuai standar yang telah di tetapkan yaitu <3 APM/g. Hal ini sesuai dengan SNI ikan beku 4110:2014 dimana produk telah memenuhi persyaratan mutu dan keamanan ikan beku. Sedangkan pada Kultur murni bakteri Escherechia coli diperoleh hasil sebesar >1100 APM/g.
·      Berdasarkan interpretasi hasil sesuai SNI 01-2332-1.2006 pada pengujian biokim kultur murni bakteri Escherechia coli kontrol positif termasuk dalam Biotipe 1 dimana pada gas tabung Lauryl Tripthose Broth (LTB), indol, dan Methyl red (MR) hasilnya positif (+), Voges Proskauer (VP) dan citrate hasilnya negatif (-). Karakteristik bakteri Escherechia coli dari hasil uji morfologi termasuk dalam kategori bakteri gram negatif dan berbentuk batang pendek tidak berspora.
·      Perhitungan bakteri menggunakan metode APM sesuai SNI 01-2332-1.2006 membutuhkan waktu yang lama sehingga dibutuhan solusi untuk meningkatkan kinerja penyelia dengan menggunakan metode morfological dilate (metode thresholding dan counting morphology) tanpa harus mengeluarkan peralatan yang banyak, tenaga serta menghemat waktu untuk mengetahui jumlah


perkembangan bakteri Escherechia coli  secara cepat dan tepat dalam suatu makanan bisa digolongkan level aman atau bahaya dengan mengkallkulasikan jumlah keseluruhan bakteri yang terdeteksi.

5.2     Saran
     Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan kedepannya yaitu perlu diadakannya sosialisasi teknik penanganan ikan segar dan sanitasi yang baik untuk pengusaha menengah agar dapat mempertahankan dan memenuhi persyaratan mutu dan mencegah kontaminasi bakteri patogen. Sebaiknya secara berkala bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan media dicek apakah sudah atau belum expired dan penyelia serta analis hendaknya tetap memperhatikan prosedur memasuki laboratorium, prosedur pembuatan media dan prosedur pengujian sampel. Selain itu perlu menggunakan sistem perhitungan bakteri secara otomatis untuk meningkatkan kinerja penyelia.


PENANGANAN DAN PEMERIKSAAN SAMPEL

4.2     Penanganan dan Pemeriksaan Sampel
     Sampel merupakan bagian dari suatu produk yang akan diuji. Setiap sampel yang diterima oleh petugas penerima sampel akan diperiksa sesuai dengan permohonan dari pengguna jasa. Prosedur penanganan sampel di Balai KIPM Kelas II Semarang meliputi prosedur ekspor, impor, domestik masuk dan domestik keluar. Penanganan sampel harus dilakukan dengan baik dan hati-hati dari mulai penerimaan sampel sampai dengan analisa. Penanganan sampel yang kurang baik dan tidak sesuai prosedur akan mempengaruhi kebenaran hasil uji.
Penanganan sampel yang dilakukan di Balai KIPM Kelas II Semarang mempunyai prosedur diantaranya transportasi, penerimaan, penanganan, penyimpanan, retensi dan atau pemusnahan sampel. Prosedur penanganan sampel adalah sebagai berikut:
·     Sampel yang diterima oleh petugas di bagian tata usaha, selanjutnya dibawa ke petugas penerima sampel dibagian pengujian.
·     Sampel yang diterima ditangani oleh petugas sesuai dengan jenis dan kondisi sampel.
·     Sampel yang diterima direkam dalam buku penerimaan dan diberi identitas atau kode sampel.
·     Apabila tidak memungkinkan untuk segera diuji, petugas menyimpan sampel sesuai dengan karasteristik sampel.  Sampel dalam bentuk beku disimpan dalam freezer, sampel segar dalam refrigerator atau pada kondisi yang sesuai. Sedangkan sampel dalam bentuk kering dijaga agar tidak terpengaruh oleh kelembaban dan suhu udara yang terlalu tinggi atau rendah dan sedapat mungkin terhindar dari cahaya matahari langsung sebelum diuji. Prosedur dan fasilitas penanganan ini dimaksud agar sampel yang telah dilakukan pengujian dapat digunakan kembali karena dipastikan sampel tersebut tidak mengalami kerusakan atau cacat.
Kesegaran ikan menurut Metusalach et al (2014), ikan yang baru saja mati berada dalam tingkat yang maksimum, artinya kesegaran ikan tidak bisa ditingkatkan hanya dapat dipertahankan melalui prinsip penanganan yang baik dan benar. Prosedur penanganan ikan segar meliputi seluruh kegiatan yang bertujuan untuk mempertahankan mutu ikan mulai dari saat ikan tertangkap sampai ikan tersebut dikonsumsi. Dalam praktiknya, hal ini berarti menghambat atau menghentikan pembusukan, mencegah kontaminasi dan menghindarkan kerusakan fisik terhadap ikan.
Berdasarkan SNI ikan beku 4110:2014 batas persyaratan mutu Escherechia coli adalah <3 APM/g sehingga penting diadakannya sosialisasi untuk pengusaha menengah agar mampu memenuhi persyaratan mutu dan keamanan ikan beku. Sosialisasi ini bertujuan untuk mencegah ikan yang akan dikonsumi agar tidak tekontaminasi bakteri patogen dengan menerapkan teknik penanganan dan sanitasi yang baik. Teknik penanganan ikan menurut Munandar et al (2009), yang paling umum dilakukan untuk menjaga kesegaran ikan adalah penggunaan suhu rendah.
Tahapan sebelum pelaksanaan pendistribusian sampel dilakukan hal-hal sebagai berikut:
·      Produk segar dan sampel air segar segera diuji
·      Produk beku dilelehkan dengan cara produk dimasukan ke dalam plastik (poly bag) kemudian di aliri dengan air mengalir hingga meleleh atau sesuai karakteristik produk tersebut.
·      Produk beku yang sudah dilelehkan untuk pengujian mikrobiologi, diambil sampel secara acak kemudian ditimbang dan dimasukan ke dalam cawan petri steril. Perlakuan dalam penimbangan sampel harus secara aseptis. Gambar penanganan sampel dapat dilihat pada Gambar 3.

               Gambar 3. Penanganan Sampel (Balai KIPM Kelas II Semarang, 2017)


     Selama kegiatan praktik dan pengamatan, penanganan sampel telah dilakukan sesuai standar yang disyaratkan. Hal ini dimaksudkan agar produk perikanan tersebut mempunyai jaminan mutu yang baik. Apabila jumlah sampel yang masuk dalam jumlah yang besar dan tidak dapat ditangani seluruhnya maka sampel segera disimpan dalam freezer dan refrigerator untuk menjaga dan melindungi dari penurunan mutu dan terhindar dari kontaminasi silang. Teknik penanganan ikan menurut Meiriza et al (2016), yang paling umum dilakukan untuk menjaga kesegaran ikan adalah penggunaan suhu dingin dan pembekuan. Pada kondisi suhu rendah pertumbuhan bakteri pembusuk dan proses-proses biokimia yang berlangsung dalam tubuh ikan yang mengarah pada kemunduran mutu menjadi lebih lambat.

ALAT DAN BAHAN UNTUK PENGUJIAN BAKTERI Escherechia coli


     Alat-alat yang digunakan pada kegiatan Praktik Kerja Magang di Laboratorium Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan sesuai dengan SNI 01-2332.1-2006 adalah sebagai berikut:
·      Waterbath                               : untuk menginkubasi bakteri dengan suhu 45ºC± 1ºC
·      Inkubator                                : untuk menginkubasi bakteri dengan suhu 35ºC ± 1ºC
·      Stomacher                              : untuk memperluas permukaan sampel
·      Botol pengencer                     : untuk meratakan medium dengan mikroorganisme
·      Tabung durham                      : sebagai indikator adanya gas
·      Cawan petri                            : sebagai tempat media
·      Lampu UV                              : untuk mebunuh bakteri ketika telah melaksnakan pengujian mikrobiologi
·      Tabung reaksi                        : sebagai tempat larutan dan media
·      Erlemeyer                               : sebagai tempat larutan dan media
·      Rak tabung reaksi                  : sebagai tempat tambung reaksi
·      Timbangan                             : untuk menimbang sampel dan bahan yang digunakan
·      Mikroskop                              : untuk mengamati bakteri gram positif atau gram negatif
·      Pipet gelas                              : untuk mengambil larutan
·      Jarum ose                              : untuk mengambil isolat bakteri
·      Beaker glass                          : sebagai tempat larutan dan media
·      Laminary flow                         : untuk melindungi media dan analis ketika uji
     safety cabinet                           biokimia
·      Laminary flow                         : sebagai tempat untuk menuang media dan uji kontaminasi
·      Autoclave                               : untuk mensterilkan alat dan bahan
·      Magnet stirer                          : untuk melarutkan larutan hingga homogen
·      Hot plate                                 : untuk memanaskan dan menghomogenkan larutan
·      Gelas ukur                              : untuk mengukur larutan yang dibutuhkan
·      Bunsen                                   : untuk mensterilkan jarum inokulasi
·      Freezer                                   : sebagai tempat menyimpan sampel dan retain sampel
·      Refrigerator                            : sebagai tempat untuk menyimpan media
·      Blue tube                                : untuk mengambil larutan 1 ml
·      Mikro pipet                             : untuk membantu mengambil larutan
·      Sectio set                               : untuk membedah sampel
   Adapun bahan-bahan yang digunakan kegiatan Praktik Kerja Magang di Laboratorium Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan adalah sebagai berikut:
·      Lauryl tryptose broth (LTB)    : sebagai bahan pembuatan media LTB           
·      EC broth                                 : sebagai bahan pembuatan media EC broth
·      Levine’s eosin methylen        : sebagai bahan pembuatan media L-EMB
     blue (L-EMB) agar                     Agar
·      Tryptone (tryptophane)          : sebagai bahan pembuatan media indol
     broth
·       MR-VP broth                         : sebagai bahan pembuatan media MR-VP broth
·      Simmon citrate agar               : sebagai bahan pembuatan media citrate miring
·      Plate count agar (PCA)          : sebagai bahan pembuatan PCA miring
·      Lactose broth (LB)                 : sebagai bahan pembuatan LB
·      Larutan Butterfield’s               : sebagai bahan pembuatan media BFB
     Phospate Buffered (BFB)
·      Larutan 0,5% pepton water    : sebagai bahan pembuatan media gula
·      Pereaksi Kovacs                    : sebagai reagen pada saat uji indol
·      Pereaksi Alpha Naphtol         : sebagai reagen pada saat uji VP
·      KOH 40%                               : sebagai reagen pada saat uji VP
·      Indikator methyl red (MR)      : sebagai reagen pada saat uji MR
·      Pereaksi pewarnaan gram     : sebagai reagen uji morfologi
·      Alkohol 70%                           : untuk pengkondisian aseptis
·      Aquades                                 : sebagai larutan pengencer
·      Alumunium foil                        : untuk membungkus media
·      Kertas                                     : untuk membungkus alat dan bahan saat sterilisasi
·      Kapas                                     : untuk menutup tabung reaksi
·      Karet gelang                           : untuk mengikat media
·      Tissue                                    : untuk membersihkan alat
·      Kertas label                            : untuk menandai media
·      E. coli ATTC 25922                : sebagai kontrol positif
     Guna menguji keberadaan Escherechia coli menurut Faridz (2007), peralatan yang dibutuhkan antara lain stomacher ,inkubator 35º±1ºC, mikroskop, tabung reaksi, tabung durham, cawan petri, pipet, bunsen, water bath, dan jarum inokulasi dengan diameter bagian dalam 3 mm. Sedangkan media dan pereaksi yang digunakan  yaitu Plate Count Agar (PCA), larutan Butterfield’s Phosphate Buffered (BFB), Lauryl Triptose Broth (LTB), Simmon Citrate Agar, EC Broth, Levine Eosin Methylene Blue Agar (L-EMB), Tryptone atau Trypcase Broth (TB) 1%, MR-VP Broth, Koser Citrate Broth, Reagen Konvac, Reagen Methyl Red Indikator (MR), Reagen Pewarnaan gram dan Alpha napthol.
Daftar Pustaka:

Faridz, Raden., Hafiluddin dan Mega Anshari. 2007. Analisis Jumlah Bakteri dan Keberadaan Escherichia coli pada Pengolahan Ikan Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unit Sumenep. Embryo. 4(2).
Standar Nasional Indonesia (SNI). 2006. Cara Uji Mikrobiologi-Bagian 1 : Penentuan Coliform dan Escherechia coli Pada Produk Perikanan. Badan Standarisasi Nasional Indonesia. SNI 01-2332.1-2006. 21 hlm.