Translate

Wednesday 12 October 2016

Belajar Merawat Daerah Pesisir bersama ASCOVIL


Indonesia adalah negara maritim. Dua per tiga dari wilayah Indonesia adalah perairan.Selama ini pendidikan di Indonesia khususnya bagi masyarakat nelayan dinilai sangat kurang bahkan rendah. Anak nelayan lebih banyak memilih untuk membantu orang tuanya bekerja dibandingkan dengan sekolah.Hal inilah yang menjadi problematika bagi bangsa Indonesia akibat sumberdaya perairan yang melimpah namun tidak termanfaatkan karena kurangnya tenaga ahli di bidang perikanan. Akibatnya, hasil laut Indonesia banyak di ekspor ke luar negeri dalam bentuk bahan masih original atau belum mengalami proses pengolahan/ diversification product. Selain itu keterampilan melaut nelayan yang terasah namun kurangnya tingkat pendidikan mereka maka mengakibatkan  tingkat kesejahteraanya yang semakin rendah.
Mahasiswa sebagai agent of change bagi bangsa Indonesia sangat dinantikan perannya untuk perubahan bangsa. Sebagai mahasiswa perikanan kami sadar, tanpa nelayan kami tak dapat mengkonsumsi seafood yang sudah terbukti kandungan gizinya untuk meningkatkan kecerdasan manusia. Tak hanya untuk meningkatkan kecerdasan, banyak produk perikanan misalnya minyak ikan, juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti menjaga kesehatan fungsi jantung, menurunkan kadar kolestrol,menurunkan tekanan darah tinggi, dll. Dari berbagai permasalahan inilah kami mengadakan pengabdian Masyarakat di Sendang Biru Malang.Menumbuhkan semangat belajar cikal bakal penggerak masa depan disektor perikanan.
Ascovil (Assited Social Coastal Village) merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Kegiatannya meliputi mengajar adik-adik binaan Sekolah Nelayan, Bersih-bersih pantai, Sosialisasi kesehatan kepada masyarakat setempat,dll. Antusias adik-adik sekolah dasar dalam belajar patut kami apresiasi karena ada beberapa dari mereka yang memilih untuk tidak sekolah dan membantu orang tuanya kerja.
Belajar bersama anak nelayan diawali dengan Science Fun. Adik-adik diberikan pelatihan untuk membuat replika gunung berapi selanjutnya mereka yang mempraktekkan dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan disekitar lingkungan mereka. Selanjutnya pembuatan kerajinan tangan seperti membuat rangkain bunga, dan melukis pot untuk dipajang dilingkungan sekolah mereka. Selain itu ada kegiatan Lomba Cerdas Cermat dengan melibatkan semua siswa area kelas menjadi seru. Mereka berebut menjawab pertanyaan dengan lihai. Setelah usai lomba cerdas cermat dilanjutkan dengan lomba mewarnai Peta Indonesia, tujuan dari kegiatan ini adalah agar mereka tahu sumberdaya perikanan di Indonesia sangat potensial dan itu bisa membawa perubahan kehidupan mereka untuk menuju tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Kegiatan belajar anak nelayan diakhiri sambutan oleh Kepala Sekolah dan foto bersama.
Kegiatan ASCOVIL selanjutnya yaitu bersih-bersih pantai. Pantai merupakan batas antara daratan dan perairan laut yang perlu dijaga kebersihannya untuk mempertahankan keindahan alam dan ekosistem perairan. Pantai merupakan salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Namun banyak dari mereka yang kurang memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Apabila pantai kotor, dan sampah tersebut terseret oleh ombak maka akan mengakibat pencemaran secara bertahap di perairan laut untuk itu sangat penting menjaga kebersihan pantai. Pantai yang dibersihkan oleh tim Ascovil dan pemuda sendang biru yaitu Pantai Arjuna dan Pantai Bangsong. Kebanyakan dari sampah tersebut adalah styrofoam, plastik makanan ringan, botolplastik,dll.

Semangat memajukan daerah pesisir harus selalu kita tingkatkan. Hal ini akan membawa dampak yang lebih besar bagi bangsa indonesia karena sumberdaya perairan laut yang sangat potensial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apabila potensi ini dikelola sendiri oleh masyarakat maka tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia menjadi pusat maritim dunia. Jalesveva Jayamahe. –swh-

No comments: