Kamis,30 Juli
2015-NEKAD dan TEKAD! Itulah modal awal untuk memantapkan perjalananku yang
super duper mendadak. Bingung, iya saat itu, Aku bingung antara berangkat ke
Jakarta atau tidak. Waktu itu hari kamis, kalau aku tidak berangkat sekarang
dan jumat tidak buat visa otomatis aku harus buat visa hari senin sedangkan
belum tentu hari senin Aku dapat mengurusnya karena takut kalau ada
administrassi yang kurang. Padahal uang dari Fakultas dan Universitas belum
turun. Waktu pembuatan visa juga sudah mepet. Untung saja ada uang dari
Beastudi ETOS yang sudah di tangan. Akhirnya sore itu juga pukul 17.15 aku
putuskan untuk pergi ke Jakarta setalah berdiskusi dengan Mas Oki selaku
kelompok serta kakak tingkatku di ETOS, dia merupakan Etoser Malang Angkatan
2013. Saat itu juga kita berusaha untuk
mencari tiket yang ada. Tiket kereta sudah habis, karena masih termasuk musim
mudik lebaran. Tiket pesawat sudah naik sampai 830 ribu lebih. Mas Oki
menyarankan untuk naik bus dari terminal Bungurasih. Aku sendiri juga belum
pernah ke Jakarta. Pikiranku sudah semakin runyam. Namun karena Korea sudah
menjadi daftar list target Negara yang harus Aku kunjungi dan Aku idam-idamkan.
Akhirnya Aku putuskan untuk berangkat naik bus. Mas Oki bersedia untuk
mengantarku waktu itu ke Surabaya, kita janjian setelah sholat Isya’ di Terminal Arjosari Malang.
Sebelumnya mas Aku memberitahu Alamat pembuatan Visa Kore yaitu di Jalan
Jenderal Gatot Subroto kav.57 Jakarta Selatan 12950. Akupun juga di beri nomor
mbak Sela Etoser UI. Jikalau ingin menginap di Asrama ETOS. Kemudian Aku pulang
ke Asrama untuk siap-siap. Setelah itu Aku menghubungi Bulekku yang tinggal di
Jakarta. Beliau bilang jika Aku disuruh menginap di tempatnya saja karena Depok
cukup jauh.
Sampai Asrama ada
pembinaku, namanya Mbak Lila. Aku cerita kepada Beliau tentang niatanku
berangkat ke Jakarta malam ini untuk mengurus visa serta izin tidak bisa
mengikuti pembinaan ETOS Bersama (Angkatan 2012-2014) besok paginya. Akhirnya
setelah panjang lebar, mbak Lila bersedia mengantarkanku ke Terminal Arjosari
setelah Sholat Isya’. Setelah itu Aku SMS Mas Oky untuk menunggu di Terminal
Bungurasih, Surabaya. Setelah sampai di Terminal Arjosari Malang, aku naik
bus jurusan Surabaya. Perjalanan sekitar
3 jam. Di perjalanan Aku baru memberitahu Ibuku kalauakan berangkat ke jakarta
untuk mengurus visa. Beliau sangat kawatir karena aku berangkat sendiri, malam
hari, naik bus, serta belum pernah ke jakarta. Kemudian Aku meyakinkan beliau
agar tidak kawatir dan meminta doa agar segala urusanku dilancarkan oleh Allah
SWT. Yang mebuat beliau lega ketika Aku bilang sampai terminal pulo Gadung
dijemput Om nur suaminya bulekku.
Sekitar pukul 10 aku
sampai di terminal Bungurasih, Surabaya. Berharap masih ada bus yang langsung
jurusan jakarta. Ternyata Zonk! Aku SMS Mas Oki bolak-balik katanya baru sampai
di Sidoarjo. Aku nunggu sampai setengah jam, mas oki belum ada kabar. Kemudian
aku telfon katanya masih lama. Pikiranku semakin nggak karuan. Kemudian Aku
putuskan untuk berangkat sendiri mencari bus dan tiket yang ada. NIHIL. Tempat
tiket sudah tutup. Akhirnya aku langsung menuju ke tempat bus luar provinsi.
Ada salah satu calo yang memberikan harga sekitar 425 ribu, namun setelah
bernegosiasi dia memberikan harga 350 ribu. Akhirnya aku terima. Setelah itu
Aku ditunjuki dimana busnya,tapi kata si calo, nanti busnya mapir di kantor
untuk makan, setelah itu baru jalan. Aku lihat ppenumpangnya, ternyata sangat
sedikit paling Cuma 5-7 orang. Akhirnya aku bialng ke bapaknya kalau tidak jadi
naik bus ini. Salah satu cara untuk sampai jakarta adalah backpakeran. Akhirnya
aku naik bus patas PO INDONESIA jurusan Surabaya-Semarang membayar 100.000, Bus
yang berangkat itu merupakan bus yang terakhir. Dasarnya memang nekad dan nggak
tahu jalan. Akhirnya aku tanya bapak-bapak kalau mau ke pulo gadung harus naik
apa setelah sampai di Terminal Terboyo, Semarang. Bapaknya memberi tahu kalau
nggak naik bus nusantara ya coyo, tapi harus turun di Cirebon dulu baru naik
bus lagi jurusan Pulo Gadung.
Bus Masih melaju hingga
Akupun tertidur. Sudah pukul setengah tiga perutku sudah terdengar kukuruyuk.
Hahaha, alay. Seperti biasa bus mampir ke tuban untuk memberikan makan kepada
penumpangnya. Alhamdulillah perutpun kenyang. Bus mulai melaju lagi. Teringat
mamak “Hati-hati di Jalan” air matapun menetes di balik jaket penutup kepala.
Di dalam hatiku, Aku harus bisa memberikan yang terbaik untuk mamak setelah
yang sekian kali Aku mengecewakannya. Saat liburan yang lalu HP Nokiaku hilang
di jalan saat berkunjung ke rumah guruku SMA. Pas Aku mengembalikan motor
bulekku waktu itu pas Adzan dzuhur mamak bilang kalau aku disuruh sholat dan
makan dulu, Aku bilang kepada beliau kalau Aku buru-buru dan akan sholat di
Kayen. Benar saja aku menunda menghadap panggilan Allah dan tidak menurut apa
yang dibilang mamak. Setelah Hpku hilang aku baru sadar kalau Aku tidak patuh
pada perintah beliau. Maafkan Aku Ma. Tetap saja yang namanya orang tua pasti
tidak ingin melihat anaknya sedih dan beliau selalu memaafkan apa yang kita perbuat terhadapnya. Meskipun
di dalamnya hatinya sebenarnya kecewa.
Jangan lupa sholat dan
makan. Itulah kata-kata yang selalu diingatkan mamak kepadaku. Ya Allah,
rasanya ingin pulang. Kangen beliau. Namun, Aku harus kuat, harus bisa
menggapai target dan impianku. Jam tanganku menunjukkan pukul 4 pagi, bus sudah
memajuki kabupaten pati tempat dimanaaku dilahirkan dan menempuh pendidikan
dibangku SD-SMA. Ingin turun, tapi perjalananku baru setengahnya, masa aku
harus menyerah begitu saja. HARUS KUAT, WULAN. Pukul 04:30 WIB, sudah memasuki
Adzan Shubuh, karena keterbatasan air dan tempat.Aku pun tayamum dan sholat
shubuh di dalam bus tersebut. Selesai sholat Akupun tidur sebentar. Sekitar
pukul 05.30 WIB Bus sudah memasuki, area terminal Terboyo, Semarang. Kondektur
bus menyuruhku untuk menunggu di depan conter tiket bus Coyo dan Nusantara karena conter baru dibuka pada
pukul 06.00 WIB. Waktu Setengah jam aku habiskan untuk makan dan cuci muka.
Akhirnya, Conter pun buka,karena Nusantara belum buka lalu aku pesan tiket bus
Patas PO COYO Semarang-Cirebon 70 rb. Pukul 07.00 WIB Bus baru mulai melaju.
Tiba di Cirebon sekitar pukul 1 siang. Kemudian akutanya kepada bapak-bapak
pegawai terminal, katanya kalau bus patas berangkat 14.20 Wib. Kemudia Aku
mencari mushola unutk beristirahat dan sholat.
Busnya ditunggu-tunggu
tak kunjung datang karena terlalu lama dan takut sampai jakarta terlalu malam
akhirnya aku naik bus yang tidak patas yaitu SONETA bayar 80 ribu. Menurutku
sangat mahal untuk bus yang seperti itu. Ternyata benar seharusnya cuma bayar
50 ribu, kiarena orang menunjukkan bus ini adalah calo makanya kondektur
menarik mahal. Bus ini terlalu melaju sangat pelan. Hingga waktu sore tiba
sektar pukul 17.30 WIB bus baru sampai di Kabupaten Indramayu. Baru bus melaju
cepat. Akhirnya jam 20.30 WIB Aku baru sampai di Cikampek dan menelpon Bulekku.
Untung saja suaminya bisa menjemput di Terminal Pulo Gadung. Sampai di terminal
Pulo Gadung pukul setengah sepuluh , Aku SMS Om Nur, kalau menunggu di pintu
keluar. Namun karena pintu masuk dan keluar terlalu banyak kita belum bisa
ketemu sampai 15 menitan. Untung ada bapak-bapak baik yang menolongku. Menyuruh
Omku untuk menunggu di halte Busway. Akhirnya kitapun ketemu dan langsung
pulang kerumahnya menaiki sepeda motor. Pukul sepuluh kita baru smapai di Rumah
Omku, Jakarta Utara. Setelah itu kita rundingan sebentar bagaimana besoknya
karena omkujuga kerja di kantor. Akhirnya beliau bisa mengantarkanku dulu ke
Jakarta Selatan untuk membuat visa, namun harus berangkat pagi karena Jakarta macet.
Setelah itu kamipun istirahat, tidur.
No comments:
Post a Comment