Translate

Sunday, 20 December 2015

Antara Tekad dan Nekad


Kamis,30 Juli 2015-NEKAD dan TEKAD! Itulah modal awal untuk memantapkan perjalananku yang super duper mendadak. Bingung, iya saat itu, Aku bingung antara berangkat ke Jakarta atau tidak. Waktu itu hari kamis, kalau aku tidak berangkat sekarang dan jumat tidak buat visa otomatis aku harus buat visa hari senin sedangkan belum tentu hari senin Aku dapat mengurusnya karena takut kalau ada administrassi yang kurang. Padahal uang dari Fakultas dan Universitas belum turun. Waktu pembuatan visa juga sudah mepet. Untung saja ada uang dari Beastudi ETOS yang sudah di tangan. Akhirnya sore itu juga pukul 17.15 aku putuskan untuk pergi ke Jakarta setalah berdiskusi dengan Mas Oki selaku kelompok serta kakak tingkatku di ETOS, dia merupakan Etoser Malang Angkatan 2013.  Saat itu juga kita berusaha untuk mencari tiket yang ada. Tiket kereta sudah habis, karena masih termasuk musim mudik lebaran. Tiket pesawat sudah naik sampai 830 ribu lebih. Mas Oki menyarankan untuk naik bus dari terminal Bungurasih. Aku sendiri juga belum pernah ke Jakarta. Pikiranku sudah semakin runyam. Namun karena Korea sudah menjadi daftar list target Negara yang harus Aku kunjungi dan Aku idam-idamkan. Akhirnya Aku putuskan untuk berangkat naik bus. Mas Oki bersedia untuk mengantarku waktu itu ke Surabaya, kita janjian setelah  sholat Isya’ di Terminal Arjosari Malang. Sebelumnya mas Aku memberitahu Alamat pembuatan Visa Kore yaitu di Jalan Jenderal Gatot Subroto kav.57 Jakarta Selatan 12950. Akupun juga di beri nomor mbak Sela Etoser UI. Jikalau ingin menginap di Asrama ETOS. Kemudian Aku pulang ke Asrama untuk siap-siap. Setelah itu Aku menghubungi Bulekku yang tinggal di Jakarta. Beliau bilang jika Aku disuruh menginap di tempatnya saja karena Depok cukup jauh.
Sampai Asrama ada pembinaku, namanya Mbak Lila. Aku cerita kepada Beliau tentang niatanku berangkat ke Jakarta malam ini untuk mengurus visa serta izin tidak bisa mengikuti pembinaan ETOS Bersama (Angkatan 2012-2014) besok paginya. Akhirnya setelah panjang lebar, mbak Lila bersedia mengantarkanku ke Terminal Arjosari setelah Sholat Isya’. Setelah itu Aku SMS Mas Oky untuk menunggu di Terminal Bungurasih, Surabaya. Setelah sampai di Terminal Arjosari Malang, aku naik bus  jurusan Surabaya. Perjalanan sekitar 3 jam. Di perjalanan Aku baru memberitahu Ibuku kalauakan berangkat ke jakarta untuk mengurus visa. Beliau sangat kawatir karena aku berangkat sendiri, malam hari, naik bus, serta belum pernah ke jakarta. Kemudian Aku meyakinkan beliau agar tidak kawatir dan meminta doa agar segala urusanku dilancarkan oleh Allah SWT. Yang mebuat beliau lega ketika Aku bilang sampai terminal pulo Gadung dijemput Om nur suaminya bulekku.
Sekitar pukul 10 aku sampai di terminal Bungurasih, Surabaya. Berharap masih ada bus yang langsung jurusan jakarta. Ternyata Zonk! Aku SMS Mas Oki bolak-balik katanya baru sampai di Sidoarjo. Aku nunggu sampai setengah jam, mas oki belum ada kabar. Kemudian aku telfon katanya masih lama. Pikiranku semakin nggak karuan. Kemudian Aku putuskan untuk berangkat sendiri mencari bus dan tiket yang ada. NIHIL. Tempat tiket sudah tutup. Akhirnya aku langsung menuju ke tempat bus luar provinsi. Ada salah satu calo yang memberikan harga sekitar 425 ribu, namun setelah bernegosiasi dia memberikan harga 350 ribu. Akhirnya aku terima. Setelah itu Aku ditunjuki dimana busnya,tapi kata si calo, nanti busnya mapir di kantor untuk makan, setelah itu baru jalan. Aku lihat ppenumpangnya, ternyata sangat sedikit paling Cuma 5-7 orang. Akhirnya aku bialng ke bapaknya kalau tidak jadi naik bus ini. Salah satu cara untuk sampai jakarta adalah backpakeran. Akhirnya aku naik bus patas PO INDONESIA jurusan Surabaya-Semarang membayar 100.000, Bus yang berangkat itu merupakan bus yang terakhir. Dasarnya memang nekad dan nggak tahu jalan. Akhirnya aku tanya bapak-bapak kalau mau ke pulo gadung harus naik apa setelah sampai di Terminal Terboyo, Semarang. Bapaknya memberi tahu kalau nggak naik bus nusantara ya coyo, tapi harus turun di Cirebon dulu baru naik bus lagi jurusan Pulo Gadung.
Bus Masih melaju hingga Akupun tertidur. Sudah pukul setengah tiga perutku sudah terdengar kukuruyuk. Hahaha, alay. Seperti biasa bus mampir ke tuban untuk memberikan makan kepada penumpangnya. Alhamdulillah perutpun kenyang. Bus mulai melaju lagi. Teringat mamak “Hati-hati di Jalan” air matapun menetes di balik jaket penutup kepala. Di dalam hatiku, Aku harus bisa memberikan yang terbaik untuk mamak setelah yang sekian kali Aku mengecewakannya. Saat liburan yang lalu HP Nokiaku hilang di jalan saat berkunjung ke rumah guruku SMA. Pas Aku mengembalikan motor bulekku waktu itu pas Adzan dzuhur mamak bilang kalau aku disuruh sholat dan makan dulu, Aku bilang kepada beliau kalau Aku buru-buru dan akan sholat di Kayen. Benar saja aku menunda menghadap panggilan Allah dan tidak menurut apa yang dibilang mamak. Setelah Hpku hilang aku baru sadar kalau Aku tidak patuh pada perintah beliau. Maafkan Aku Ma. Tetap saja yang namanya orang tua pasti tidak ingin melihat anaknya sedih dan beliau selalu memaafkan  apa yang kita perbuat terhadapnya. Meskipun di dalamnya hatinya sebenarnya kecewa.
Jangan lupa sholat dan makan. Itulah kata-kata yang selalu diingatkan mamak kepadaku. Ya Allah, rasanya ingin pulang. Kangen beliau. Namun, Aku harus kuat, harus bisa menggapai target dan impianku. Jam tanganku menunjukkan pukul 4 pagi, bus sudah memajuki kabupaten pati tempat dimanaaku dilahirkan dan menempuh pendidikan dibangku SD-SMA. Ingin turun, tapi perjalananku baru setengahnya, masa aku harus menyerah begitu saja. HARUS KUAT, WULAN. Pukul 04:30 WIB, sudah memasuki Adzan Shubuh, karena keterbatasan air dan tempat.Aku pun tayamum dan sholat shubuh di dalam bus tersebut. Selesai sholat Akupun tidur sebentar. Sekitar pukul 05.30 WIB Bus sudah memasuki, area terminal Terboyo, Semarang. Kondektur bus menyuruhku untuk menunggu di depan conter tiket bus Coyo dan  Nusantara karena conter baru dibuka pada pukul 06.00 WIB. Waktu Setengah jam aku habiskan untuk makan dan cuci muka. Akhirnya, Conter pun buka,karena Nusantara belum buka lalu aku pesan tiket bus Patas PO COYO Semarang-Cirebon 70 rb. Pukul 07.00 WIB Bus baru mulai melaju. Tiba di Cirebon sekitar pukul 1 siang. Kemudian akutanya kepada bapak-bapak pegawai terminal, katanya kalau bus patas berangkat 14.20 Wib. Kemudia Aku mencari mushola unutk beristirahat dan sholat.

Busnya ditunggu-tunggu tak kunjung datang karena terlalu lama dan takut sampai jakarta terlalu malam akhirnya aku naik bus yang tidak patas yaitu SONETA bayar 80 ribu. Menurutku sangat mahal untuk bus yang seperti itu. Ternyata benar seharusnya cuma bayar 50 ribu, kiarena orang menunjukkan bus ini adalah calo makanya kondektur menarik mahal. Bus ini terlalu melaju sangat pelan. Hingga waktu sore tiba sektar pukul 17.30 WIB bus baru sampai di Kabupaten Indramayu. Baru bus melaju cepat. Akhirnya jam 20.30 WIB Aku baru sampai di Cikampek dan menelpon Bulekku. Untung saja suaminya bisa menjemput di Terminal Pulo Gadung. Sampai di terminal Pulo Gadung pukul setengah sepuluh , Aku SMS Om Nur, kalau menunggu di pintu keluar. Namun karena pintu masuk dan keluar terlalu banyak kita belum bisa ketemu sampai 15 menitan. Untung ada bapak-bapak baik yang menolongku. Menyuruh Omku untuk menunggu di halte Busway. Akhirnya kitapun ketemu dan langsung pulang kerumahnya menaiki sepeda motor. Pukul sepuluh kita baru smapai di Rumah Omku, Jakarta Utara. Setelah itu kita rundingan sebentar bagaimana besoknya karena omkujuga kerja di kantor. Akhirnya beliau bisa mengantarkanku dulu ke Jakarta Selatan untuk membuat visa, namun harus berangkat pagi karena Jakarta macet. Setelah itu kamipun istirahat, tidur.

No comments: